Pages

Minggu, 09 Desember 2012

Langkah – Langkah dalam Penulisan Karangan Ilmiah


Langkah – Langkah dalam Penulisan Karangan Ilmiah

Karya ilmiah adalah karya tulis yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Adapun langkah- langkah penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut :


1.         Tahap Persiapan
2.         Tahap Penulisan
3.         Evaluasi 


1.                        Tahap persiapan (prapenulisan)

Di dalam tahap ini ada beberapa tahap yaitu :
a)      Menemukan masalah atau mengajukan masalah yang akan dibahas dalam penelitian (didukung oleh latar belakang, identifikasi masalah, batasan, dan rumusan masalah).
 Dalam pemilihan masalah/topik juga mempertimbangkan beberapa hal :
§  Harus topik yang paling menarik perhatian.
§  Terpusat pada segi lingkup yang sempit dan terbatas.
§  Memiliki data dan fakta yang obyektif.
§  Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, meskipun serba sedikit.
§  Harus memiliki sumber acuan / bahan kepustakaan yang dijadikan referensi.
Dalam pembatasan topik/penentuan judul harus memperhatikan beberapa hal berikut :
§  Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah.
§  Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah / setelah penulisan karya ilmiah selesai. Penentuan judul karya ilmiah : pertanyaan yang mengandung unsur 4W+1H yaitu What (apa), Why (mengapa), When (kapan), Where (dimana) dan How (bagaimana).
b)      Mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa kajian teoritis
c)      Mengajukan hipotesis atau jawaban atau dugaan sementara atas penelitian yang akan dilakukan.
d)     Metodologi (mencakup berbagai teknik yang dilakukan dalam pengambilan data, teknik pengukuran, dan teknik analisis data)



2.          Tahap Penulisan
2
Kemudian tahap penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.

a.       Pemilihan Topik
v  “Apa yang akan kita tulis?”
v  Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber
v  Syarat : keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan
v  Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi

b.       Tahap penulisan draf
v  mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar
v  pengembangan ide masih bersifat tentatif
v  pada tahap ini, konsentrasikan  perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek mekanik

3
                               3.          Evaluasi

tahap terakhir yaitu evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.

a.       Tahap revisi
v  Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan pengurangan,  penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca
v  Kegiatan: (1) membaca ulang seluruh draft, (2) sharing atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (3) merevisi dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan

b.      Tahap penyuntingan
v  Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan
v   Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik  yang lain
v  Aspek mekanik a.l. : huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosa kata, format karangan

c.       Tahap publikasi
v  Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain
v  Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan  kita tuju



SUMBER :

Nama    : Maya Nurhidayah
Kelas     : 3eb02
NPM      : 24210290

Langkah – Langkah dalam Penulisan Karangan Ilmiah


Langkah – Langkah dalam Penulisan Karangan Ilmiah

Karya ilmiah adalah karya tulis yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Adapun langkah- langkah penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut :
1.      Tahap Persiapan
2.      Tahap Penulisan
3.      Evaluasi

1.      Tahap persiapan (prapenulisan)
Di dalam tahap ini ada beberapa tahap yaitu :
a)      Menemukan masalah atau mengajukan masalah yang akan dibahas dalam penelitian (didukung oleh latar belakang, identifikasi masalah, batasan, dan rumusan masalah).
 Dalam pemilihan masalah/topik juga mempertimbangkan beberapa hal :
§  Harus topik yang paling menarik perhatian.
§  Terpusat pada segi lingkup yang sempit dan terbatas.
§  Memiliki data dan fakta yang obyektif.
§  Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, meskipun serba sedikit.
§  Harus memiliki sumber acuan / bahan kepustakaan yang dijadikan referensi.
Dalam pembatasan topik/penentuan judul harus memperhatikan beberapa hal berikut :
§  Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah.
§  Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah / setelah penulisan karya ilmiah selesai. Penentuan judul karya ilmiah : pertanyaan yang mengandung unsur 4W+1H yaitu What (apa), Why (mengapa), When (kapan), Where (dimana) dan How (bagaimana).
b)      Mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa kajian teoritis
c)      Mengajukan hipotesis atau jawaban atau dugaan sementara atas penelitian yang akan dilakukan.
d)     Metodologi (mencakup berbagai teknik yang dilakukan dalam pengambilan data, teknik pengukuran, dan teknik analisis data)

2.      Tahap Penulisan
Kemudian tahap penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.

a.       Pemilihan Topik
v  “Apa yang akan kita tulis?”
v  Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber
v  Syarat : keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan
v  Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi

b.       Tahap penulisan draf
v  mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar
v  pengembangan ide masih bersifat tentatif
v  pada tahap ini, konsentrasikan  perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek mekanik

3.      Evaluasi
tahap terakhir yaitu evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.

a.       Tahap revisi
v  Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan pengurangan,  penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca
v  Kegiatan: (1) membaca ulang seluruh draft, (2) sharing atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (3) merevisi dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan

b.      Tahap penyuntingan
v  Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan
v   Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik  yang lain
v  Aspek mekanik a.l. : huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosa kata, format karangan

c.       Tahap publikasi
v  Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain
v  Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan  kita tuju



SUMBER :

Nama    : Maya Nurhidayah
Kelas     : 3eb02
NPM      : 24210290

Jumat, 16 November 2012

HIPOTESIS


HIPOTESIS

  1. Pengertian Hipotesis
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan “THESA”  yang artinya “KEBENARAN” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara. Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-hasil serta problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri.
Pengertian hipotesis menurut beberapa pendapat :
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati.
Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel.

  1. Kegunaan hipotesis
Kegunaan hipotesis antara lain:
1.      Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2.      Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
3.      Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan

C.    Jenis-jenis hipotesis
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain :
1.      Hipotesis kerja atau alternatif ,disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja
a)          Jika... Maka...
b)         Ada perbedaan antara... Dan... Dalam...
c)          Ada pengaruh... Terhadap...
2.      Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y
Rumusannya:
a)          Tidak ada perbedaan antara... Dengan... Dalam...
b)         Tidak ada pengaruh... terhadap...
Saran untuk memperoleh hipotesis:
1.      Hipotesis induktif
Dalam prosedur induktif, penelitian merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati
2.      Hipotesis deduktif
Dalam hipotesis ini,peneliti dapat memulai penyelidikan dengan memilih salah satu teori yang ada dibidang yang menarik minatnya,setelah teori dipilih, ia lalu menarik hipotesis dari teori ini.

D.    Ciri-ciri hipotesis
Ciri-ciri hipotesis yang baik:
1)           Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2)           Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
3)           Hipotesis harus dapat diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
4)           Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
5)           Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut

  1. Menggali dan merumuskan hipotesis
Dalam menggali hipotesis, peneliti harus:
1)           Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
2)           Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
3)           Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuaia dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.

  1. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis
Sesuadah hipotesis dirumuskan , hipotesis tersebut kemudian diuji secara empiris dan tes logika.
Untuk menguji suatu hipotesis ,peneliti harus :
1)           Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis tersebut benar.
2)           Memilih metode-metode penelitian yang mungkin pengamatan , eksperimental, atau prosedur lain yang diperlakukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak.
3)           Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data  atau tidak.



Sumber :
images.ekaari.multiply.multiplycontent.com/.../Pen...

Nama                    : Maya Nurhidayah
Kleas                     : 3EB02
NPM                      : 24210290