Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikanproposal skripsi yang berjudul Menganalisis Gaya Bahasa
pada Novel Aku Mati Memeluk Boneka. Proposal skripsi ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Menulis Lanjut. Penulis mengucapkan terima kasih kepada ;
1. Allah SWT atas
karunianya yang telah diberikan kepada penulis.
2. Ibu Dra. Yusti Astuti,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah Menulis Lanjut atas bimbingan, pengarahan, saran serta dukungan
yang berarti kepada penulis selama penyusunan proposal skripsi.
3. Orang tua yang telah
memberikan dukungan moril maupun materil
serta doa yang selalu menyertai penulis.
Proposal ini belum begitu sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga proposal ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis selanjutnya.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
....................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................... 2
Bab I
1.1 Latar Belakang
............................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah
........................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian
......................................................... 6
1.4 Kegunaan Penelitian
...................................................... 6
Bab II
2.1 Pengertian Novel
.......................................................... 7
2.2 Unsur Intrinsik Novel
.................................................... 7
2.3 Unsur Ekstrinsik Novel
.................................................. 10
Bab III
3.1 Objek Penelitian
........................................................... 11
3.2 Waktu dan Tempat
........................................................ 11
Daftar Pustaka
........................................................................
12
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Masalah
Karya sastra merupakan hasil
cipta manusia selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai
keindahan maupun nilai- nilai ajaran hidup. Orang dapat mengetahui nilai-nilai
hidup, susunan adat istiadat, suatu keyakinan, dan pandangan hidup orang lain
atau masyarakat melalui karya sastra. Dengan hadirnya karya sastra yang
membicarakan persoalan manusia, antara karya sastra dengan manusia memiliki
hubungan yang tidak terpisahkan. Sastra dengan segala ekspresinya merupakan pencerminan
dari kehidupan manusia. Adapun permasalahan manusia merupakan ilham bagi
pengarang untuk mengungkapkan dirinya dengan media karya sastra. Hal ini dapat
dikatakan bahwa tanpa kehadiran manusia, sastra mungkin tidak ada. Memang
sastra tidak terlepas dari manusia, baik manusia sebagai sastrawan maupun
sebagai penikmat sastra. Mencermati hal tersebut, jelaslah manusia berperan
sebagai pendukung yang sangat menentukan dalam kehidupan sastra.
Sastra terbagi atas 2 jenis yaitu, sastra lisan dan sastra tulisan. Sastra
lisan berbentuk puisi dan prosa. Sedangkan sastra tulisan seperti novel,
cerpen, syair, pantun dan drama.
Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini
paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya
yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs). Novel merupakan karya sastra
yang mempunyai dua unsur, yaitu : unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang
kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya
sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
Unsur intrinsik ialah unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Yang
termasuk dalam unsur intrinsik pada novel adalah penokohan, alur, sudut
pandang, gaya bahasa, latar atau setting, dan amanat.
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan
untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan
suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal yang lebih umum. Pendek
kata penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta
menimbulkan konotasi tertentu (Dale [et al], 1971 : 220).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa
“gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Sebuah gaya
bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut : kejujuran,
sopan-santun,dan menarik (Keraf, 1985 : 113). Kejujuran
dalam bahasa berarti kita mengikuti aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan
benar dalam berbahasa. Pemakaian kata-kata yang kabur dan tak terarah, serta
penggunaan kalimat yang berbelit-belit, adalah jalan untuk mengundang
ketidakjujuran. Sedangkan yang dimaksud dengan sopan santun adalah memberi
hormat atau menghormati yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca.
Rasa hormat dalam gaya bahasa dimanifestasikan melalui kejelasan dan
kesingkatan. Menyampaikan sesuatu secara singkat dan jelas berarti tidak
membuat pembaca dan pendengar memeras keringat untuk mencari tahu apa yang
ditulis atau katakan.
Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang membangun karya sastra dari
luar. Diantaranya adalah kapan karya sastra itu dibuat, latar belakang kehidupan pengarang,
latar belakang sosial pengarang, latar belakang penciptaan, sejarah, biografi
pengarang dan sebagainya. Untuk itu penulis ingin mengadakan
penelitian yang berupa Menganalisis Penggunaan Gaya Bahasa dalam novel Aku Mati
Memeluk Boneka dengan menganalisis gaya bahasa perbandingan. Penulis memilih
gaya bahasa dalam novel karena didalam novel banyak menggunakan gaya bahasa.
Alasan penulis memilih novel Aku Mati Memeluk Boneka karena didalam novel ini
banyak menggunakan gaya bahasa terutama gaya bahasa perbandingan. Seperti kita
ketahui bahwa gaya bahasa perbandingan terbagi atas sepuluh, yaitu perumpamaan,
metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis,
pleonasme/tautologi, perifrasis, prolepsisi/antisipasi, koreksio/epanortosis.
Akan tetapi dalam penelitian ini tidak kesepuluh gaya bahasa perbandingan yang
akan dipakai, melainkan hanya tiga gaya bahasa perbandingan yaitu Perumpamaan,
Metafora dan Personifikasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah, maka penulis akan meneliti “Bagaimana penggunaan gaya bahasa
pada novel Aku Mati Memeluk Boneka terutama gaya bahasa perbandingan?’’
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan gaya bahasa pada novel Aku
Mati memeluk Boneka karya Lubis Grafura, S.Pd.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Memberikan pemahaman yang mendalam
terhadap pembelajaran ilmu Bahasa Indonesia khususnya gaya bahasa;
2. Bagi penulis memberikan pengalaman
berfikir melalui penyusunan dan penulisan proposal skripsi, sehingga dapat
menambah pengetahuan, pengalaman dan menambah wawasan dalam bidang pendidikan
khususnya Bahasa Indonesia;
3. Memberikan gambaran penelitian untuk dapat
dijadikan acuan bagi penulis selanjutnya.
Bab II
Kajian Teori
2.1 Pengertian Novel
Novel adalah bentuk
sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak
dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat
(Jakob Sumardjo Drs). Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur,
yaitu : unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan
karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs.
Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
2.2 Unsur Intrinsik Novel
a. Tema
Tema adalah pokok permasalahan yang ada dalam sebuah
cerita.
b. Penokohan
Penokohan adalah pemberian watak atau karakter pada
masing-masing pelaku dalam sebuah cerita. Pelaku bisa diketahu karakternya dari
cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal.
c. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya cerita. Alur
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa
bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita.
Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan
peristiwa yang sedang berlangsung.
d. Sudut Pandang
Menurut Harry Show (1972 : 293), sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama,
mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya
sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak
mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya
menggunakan kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri
di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat
sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling
dalam dari tokoh.
e. Gaya Bahasa
“Gaya bahasa adalah cara mempergunakan bahasa secara imajinatif, bukan dalam
pengertian yang benar-benar secara kalamiah saja.”1
Gaya bahasa adalah
bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan
benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata penggunaan gaya bahasa
tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu.2
Gaya
bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat
menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu.
Semakin banyak gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya;
semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan
kepadanya.3
1Henry Guntur Tarigan, Pengajaran
Gaya Bahasa. (Bandung, 1985) hlm. 5
2Ibid
3Gorys keraf, Diksi dan Gaya
Bahasa
“Gaya bahasa perumpamaan adalah
perbandingan dua hal yang pada hakikatnya bertalian dan yang sengaja kita
anggap sama.” (Gorys Keraf, 1985 : 10).
Contoh :
a. Bola mata mereka memutih seperti helai kain kafan.
b. Pleton itu menyeringai seperti serigala yang menunjukkan taring.
c. Mereka berjalan seperti mayat hidup.
“Gaya bahasa Metafora adalah pemakaian
kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang
berdasarkan persamaan atau perbandingan.” (Poerwadarminta, 1976 : 648)
Contoh :
a. Mereka berhamburan tanpa arah yang jelas.
b. Ia merasa sangat kerdil diantara pohon-pohon yang tinggi.
“Gaya
bahasa Personifikasi adalah jenis gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat
insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak.” (Moeliono, 1984
: 3)
Contoh :
a. Dedaunan di hutan Coban Talun mempercepat senja menjadi kelam.
b. LCD sedang memutar sebuah lagu seolah membuat poster-poster penyanyi rock
yang menempel di dinding berjingkrak-jingkrak sambil berteriak.
2.3 Unsur Ekstrinsik Novel
1. Tampilan cover novel
2. Kapan karya sastra itu dibuat
3. Latar belakang kehidupan pengarang
4. Latar belakang sosial pengarang
5. Latar belakang penciptaan
6. Biografi pengarang
2. Kapan karya sastra itu dibuat
3. Latar belakang kehidupan pengarang
4. Latar belakang sosial pengarang
5. Latar belakang penciptaan
6. Biografi pengarang
Bab III
Metodologi
Penelitian
3.1 Objek Penelitian
Penulis
melakukan objek penelitian pada novel Aku Mati Memeluk Boneka karya Lubis
Grafura, S.Pd. yang sesuai dengan judul penelitian penulis.
Adapun
yang menjadi objek penelitian tersebut adalah teks sastra yang dijadikan bahan
kajian, yaitu novel Aku Mati Memeluk Boneka karya Lubis Grafura, S.Pd. yang
terbit pada tahun 2011 dan merupakan novel perdana dari pengarang.
3.2 Waktu dan Tempat
Waktu
yang digunakan dalam proses pembuatan proposal skripsi ini adalah satu bulan
dan tempat penelitian tidak tergantung pada satu tempat karena objek yang
dikaji berupa naskah teks sastra, yaitu novel Aku Mati Memeluk Boneka.
Daftar Pustaka
Tarigan, Henry Guntur. (1985). Pengajaran
Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Keraf, Gorys. (1985). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Waridah, Ernawati. (2008). EYD
& Seputar Kebahas-Indonesiaan. Bandung: Kawan Pustaka.
Zaidan, Abdul Rozak. (2007). Kamus
Istilah Sastra. Jskarta: Balai Pustaka.
Yudiono. (2007). Pengantar Sejarah
Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo.
SUMBER :
Nama : Maya Nurhidayah
Kelas : 3EB02
NPM : 24210290