Pages

Rabu, 23 Januari 2013

Proposal Penelitian

Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikanproposal skripsi yang berjudul Menganalisis Gaya Bahasa pada Novel Aku Mati Memeluk BonekaProposal skripsi ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Menulis LanjutPenulis mengucapkan terima kasih kepada ;
1.      Allah SWT atas karunianya yang telah diberikan kepada penulis.
2.      Ibu Dra. Yusti Astuti, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Menulis Lanjut atas bimbingan, pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama penyusunan proposal skripsi.
3.      Orang tua yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa yang selalu menyertai penulis.
Proposal ini belum begitu sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga proposal ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis selanjutnya.


                                                             Penulis


Daftar Isi
Kata Pengantar .......................................................................                             1
Daftar Isi ...............................................................................                              2
Bab I
1.1       Latar Belakang .............................................................                           3
1.2       Rumusan Masalah ........................................................                           6
1.3       Tujuan Penelitian .........................................................                            6
1.4       Kegunaan Penelitian ......................................................                          6
Bab II
2.1       Pengertian Novel ..........................................................                           7
2.2       Unsur Intrinsik Novel ....................................................                          7
2.3       Unsur Ekstrinsik Novel ..................................................                         10
Bab III
3.1              Objek Penelitian ...........................................................                          11
3.2              Waktu dan Tempat ........................................................                          11
Daftar Pustaka ........................................................................                              12


Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
       Karya sastra merupakan hasil cipta manusia selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran hidup. Orang dapat mengetahui nilai-nilai hidup, susunan adat istiadat, suatu keyakinan, dan pandangan hidup orang lain atau masyarakat melalui karya sastra. Dengan hadirnya karya sastra yang membicarakan persoalan manusia, antara karya sastra dengan manusia memiliki hubungan yang tidak terpisahkan. Sastra dengan segala ekspresinya merupakan pencerminan dari kehidupan manusia. Adapun permasalahan manusia merupakan ilham bagi pengarang untuk mengungkapkan dirinya dengan media karya sastra. Hal ini dapat dikatakan bahwa tanpa kehadiran manusia, sastra mungkin tidak ada. Memang sastra tidak terlepas dari manusia, baik manusia sebagai sastrawan maupun sebagai penikmat sastra. Mencermati hal tersebut, jelaslah manusia berperan sebagai pendukung yang sangat menentukan dalam kehidupan sastra.
            Sastra terbagi atas 2 jenis yaitu, sastra lisan dan sastra tulisan. Sastra lisan berbentuk puisi dan prosa. Sedangkan sastra tulisan seperti novel, cerpen, syair, pantun dan drama.
Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs). Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
            Unsur intrinsik ialah unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Yang termasuk dalam unsur intrinsik pada novel adalah penokohan, alur, sudut pandang, gaya bahasa, latar atau setting, dan amanat.
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal yang lebih umum. Pendek kata  penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale [et al], 1971 : 220).
      Secara singkat dapat dikatakan bahwa “gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga  unsur berikut : kejujuran, sopan-santun,dan menarik (Keraf, 1985 : 113). Kejujuran dalam bahasa berarti kita mengikuti aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Pemakaian kata-kata yang kabur dan tak terarah, serta penggunaan kalimat yang berbelit-belit, adalah jalan untuk mengundang ketidakjujuran. Sedangkan yang dimaksud dengan sopan santun adalah memberi hormat atau menghormati yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa hormat dalam gaya bahasa dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan. Menyampaikan sesuatu secara singkat dan jelas berarti  tidak membuat pembaca dan pendengar memeras keringat untuk mencari tahu apa yang ditulis atau katakan.
Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang membangun karya sastra dari luar. Diantaranya adalah kapan karya sastra itu dibuat, latar belakang kehidupan pengarang, latar belakang sosial pengarang, latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang dan sebagainya. Untuk itu penulis ingin mengadakan penelitian yang berupa Menganalisis Penggunaan Gaya Bahasa dalam novel Aku Mati Memeluk Boneka dengan menganalisis gaya bahasa perbandingan. Penulis memilih gaya bahasa dalam novel karena didalam novel banyak menggunakan gaya bahasa. Alasan penulis memilih novel Aku Mati Memeluk Boneka karena didalam novel ini banyak menggunakan gaya bahasa terutama gaya bahasa perbandingan. Seperti kita ketahui bahwa gaya bahasa perbandingan terbagi atas sepuluh, yaitu perumpamaan, metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis, pleonasme/tautologi, perifrasis, prolepsisi/antisipasi, koreksio/epanortosis. Akan tetapi dalam penelitian ini tidak kesepuluh gaya bahasa perbandingan yang akan dipakai, melainkan hanya tiga gaya bahasa perbandingan yaitu Perumpamaan, Metafora dan Personifikasi.



1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis akan meneliti “Bagaimana penggunaan gaya bahasa pada novel Aku Mati Memeluk Boneka terutama gaya bahasa perbandingan?’’
1.3 Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan gaya bahasa pada novel Aku Mati memeluk Boneka karya Lubis Grafura, S.Pd.
1.Kegunaan Penelitian
1.  Memberikan pemahaman yang mendalam terhadap pembelajaran ilmu Bahasa Indonesia khususnya gaya bahasa;
2.  Bagi penulis memberikan pengalaman berfikir melalui penyusunan dan penulisan proposal skripsi, sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan menambah wawasan dalam bidang pendidikan khususnya Bahasa Indonesia;
3.  Memberikan gambaran penelitian untuk dapat dijadikan acuan bagi penulis selanjutnya.



Bab II
Kajian Teori
2.1 Pengertian Novel
            Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs). Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).

2.2 Unsur Intrinsik Novel
a. Tema
            Tema adalah pokok permasalahan yang ada dalam sebuah cerita.
b. Penokohan
            Penokohan adalah pemberian watak atau karakter pada masing-masing pelaku dalam sebuah cerita. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal.
c. Alur
            Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya cerita. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung.
d. Sudut Pandang
Menurut Harry Show (1972 : 293), sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
e. Gaya Bahasa
“Gaya bahasa adalah cara mempergunakan bahasa secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar secara kalamiah saja.”1
    Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu.2
      Gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Semakin banyak gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya; semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan kepadanya.3

     1Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa. (Bandung, 1985) hlm. 5
     2Ibid
     3Gorys keraf, Diksi dan Gaya Bahasa
“Gaya bahasa perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya bertalian dan yang sengaja kita anggap sama.” (Gorys Keraf, 1985 : 10).
Contoh :
a.       Bola mata mereka memutih seperti helai kain kafan.
b.      Pleton itu menyeringai seperti serigala yang menunjukkan taring.
c.       Mereka berjalan seperti mayat hidup.
“Gaya bahasa Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.” (Poerwadarminta, 1976 : 648)
Contoh :
a.       Mereka berhamburan tanpa arah yang jelas.
b.      Ia merasa sangat kerdil diantara pohon-pohon yang tinggi.
            “Gaya bahasa Personifikasi adalah jenis gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak.” (Moeliono, 1984 : 3)
Contoh :
a.       Dedaunan di hutan Coban Talun mempercepat senja menjadi kelam.
b.      LCD sedang memutar sebuah lagu seolah membuat poster-poster penyanyi rock yang menempel di dinding berjingkrak-jingkrak sambil berteriak.

2.3 Unsur Ekstrinsik Novel
1. Tampilan cover novel
2. Kapan karya sastra itu dibuat
3. Latar belakang kehidupan pengarang
4. Latar belakang sosial pengarang
5. Latar belakang penciptaan
6. Biografi pengarang




Bab III
Metodologi Penelitian
3.1 Objek Penelitian
            Penulis melakukan objek penelitian pada novel Aku Mati Memeluk Boneka karya Lubis Grafura, S.Pd. yang sesuai dengan judul penelitian penulis.
            Adapun yang menjadi objek penelitian tersebut adalah teks sastra yang dijadikan bahan kajian, yaitu novel Aku Mati Memeluk Boneka karya Lubis Grafura, S.Pd. yang terbit pada tahun 2011 dan merupakan novel perdana dari pengarang.
3.2 Waktu dan Tempat
            Waktu yang digunakan dalam proses pembuatan proposal skripsi ini adalah satu bulan dan tempat penelitian tidak tergantung pada satu tempat karena objek yang dikaji berupa naskah teks sastra, yaitu novel Aku Mati Memeluk Boneka.





Daftar Pustaka
Tarigan, Henry Guntur. (1985). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Keraf, Gorys. (1985). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Waridah, Ernawati. (2008). EYD & Seputar Kebahas-Indonesiaan. Bandung: Kawan Pustaka.
Zaidan, Abdul Rozak. (2007). Kamus Istilah Sastra. Jskarta: Balai Pustaka.
Yudiono. (2007). Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo.

SUMBER :

Nama     : Maya Nurhidayah
Kelas      : 3EB02
NPM      : 24210290
Rabu, 16 Januari 2013

Konvensi Naskah


KONVENSI NASKAH

Assalamualaikum wr.wb
Kali ini saya akan menjelaskan tentang  Konvensi Naskah
A.      PENGERTIAN KONVENSI NASKAH
Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Sebuah karangan juga menuntut suatu persyaratan lain yaitu persyaratan formal; bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu, sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik. Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan. Semua persyaratan ini secara umum disebut dengan konvensi naskah.
            Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi  menjadi 3 :
1.       karya yang dilakukan secara formal, yaitu bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi.
2.       karya yang dilakukan secara semi-formal, yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi.
3.       karya yang dilakukan secara  non-formal. bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.

B.      Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah
Dalam menyusun karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu:
1.      Bagian Pelengkap Pendahuluan
disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.
a.   Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai. 
Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.
unsur-unsur pembuatan judul sebagai berikut:
·         Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
·         Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
·         Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
·         Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
·         Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
·         Judul diketik dengan huruf  kapital
·         Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat
·         Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM)
·         Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo
·         Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, universitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital
b.      Halaman Persembahan (kalau ada)
Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
c.       Halaman Pengesahan (kalau ada)
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah.
 Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
·         Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan.
·         Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah.
d.      Kata Pengantar
Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar.
Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
·         Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·         Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah
·         Penjelasan pelaksanaan penulisan karya
·         Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
·         Ucapan terima kasih
·         Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
·         Harapan penulis atas karangan tersebut.
·         Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
e.      Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f.        Daftar Gambar (kalau ada)
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman. Judul gambar lebih dari satu baris ditulis dalam spasi tunggal. Antar judul gambar berjarak 2 spasi.
g.       Daftar Tabel (kalau ada)
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.Judul tabel yang lebih dari satu baris ditulis dalam spasi  tunggal. Antar judul tabel diberi jarak 2 spasi.

2.      Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a.       Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.
Pendahuluan terdiri dari :
1.       latar belakang masalah
·         Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan.
·         Kegunaan praktis hasil analisis
·         Pengetahuan tentang studi kepustakaan
·         Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan
·         Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak
2.       tujuan pembahasan, berisi ;
·         Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai
·         Upaya pokok yang harus dilakukan
·         Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas.
3.       pembatasan masalah
·         Pembatasan masalah yang akan dibahas.
·         Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
·         Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel.
4.       landasan teori
·         Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori
·         Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir
5.        Sumber data penulisan berisi:
·         Sumber data sekunder dan data primer.
·         Kriteria penentuan jumlah data.
·         Kriteria penentuan mutu data.
·         Kriteria penentuan sample.
·         Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6.        Metode dan teknik penulisan berisi Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan dan Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data
7.       Sistematika penulisan berisi Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan. Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
b.      Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang    akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:­­
·         Ketuntasan materi
·          Kejelasan uraian/deskripsi
c.     Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
µ Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
µ Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.


3.      Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
a.      Daftar pustaka
Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Memuat Judul Bab, subbab, dan anak subbab disertai dengan nomor halaman pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik huruf capital, sedangkan bagian subbab dan anak subbab hanya ditulis dengan huruf capital pada bagian awalnya saja.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
·         Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
·         Tahun terbit.
·         Judul buku: penulisannya bercetak miring.
·         Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
·         Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
b.      Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c.        Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
d.      Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.

SUMBER :
ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Konvensi+Naskah.doc
dwipurnomoikipbu.files.wordpress.com/.../karya-il... 

Nama                    : Maya Nurhidayah
Kelas                     : 3EB02
NPM                      : 24210290